Contoh Soal Alokasi Biaya Departemen Pendukung ke Departemen Produksi
Contoh soal alokasi biaya departemen pendukung ke departemen produksi layak menjadi pertimbangan seorang investor ketika mengkonsumsi informasi keuangannya. Departemen produksi adalah departemen yang terlibat dalam proses perubahan bentuk dan sifat bahan baku menjadi barang jadi sesuai standar entitas.
Contoh soal departementalisasi biaya overhead pabrik merupakan proses pembebanan biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk mengalokasikan seluruh informasi keuangannya selama satu periode akuntansi. BOP digunakan pada departemen jasa dan produksi mengikuti standar produk perusahaan.
Metode alokasi biaya dari departemen jasa ke departemen produksi harus mempertimbangkan informasi keuangan perusahaan. Metode alokasi biaya departemen pendukung ke produksi menjadi pertimbangan auditor ketika merumuskan harga pokok penjualan agar mendapatkan keuntungan ketika transaksi terjadi.
Langkah-Langkah Penentuan Tarif Biaya Overhead Pabrik per Departemen
Langkah-langkah penentuan tarif biaya overhead pabrik per departemen layak menjadi pertimbangan seorang investor ketika membeli perusahaan. Penyusunan anggaran bop bertujuan agar manajer produksi dapat menentukan standar pembelian bahan baku untuk meningkatkan kualitas produk yang dihasilkannya.
Mengapa biaya departemen pendukung harus dibebankan pada produk untuk tujuan penilaian persediaan karena setiap pengeluaran perusahaan akan memperkecil jumlah pendapatan yang terjadi. Tarif biaya overhead pabrik dapat dianggarkan dan dibandingkan untuk hasilnya setiap periode sesuai tujuan pembentukannya.
Langkah-langkah penentuan tarif biaya overhead pabrik per departemen bertujuan agar entitas mendapati informasi keuangan selama satu periode akuntansi. Departementalisasi biaya overhead pabrik adalah proses pembagian beberapa segmen produksi untuk menentukan titik impas dan titik perencanaan produknya.
Baca Juga: Contoh Soal Perhitungan PSAK 24 Imbalan Kerja
Contoh Soal Departementalisasi Biaya Overhead Pabrik dan Jawabannya
Contoh soal departementalisasi biaya overhead pabrik bertujuan agar entitas mendapatkan kepastian tentang proses pembebanan biaya ke beberapa produk. Unit ekuivalen adalah unit yang dihasilkan selama satu proses produksi sesuai tujuan perencanaan produk ketika penetapan standar barangnya.
Contoh soal alokasi biaya departemen pendukung ke departemen produksi layak menjadi pertimbangan investor ketika mengakuisisi saham biasa. Saham biasa adalah saham yang diperdagangkan sebagai tambahan modal disetorkan dan mampu dibeli oleh masyarakat umum.
Contoh soal departementaliasi biaya overhead pabrik terjadi pada CV Staff Accounting yang berhasil melakukan proses produksi sesuai aturan perpajakan yang berlaku. Bahan baku harus melalui beberapa departemen untuk menjadi barang jadi dan telah mengeluarkan sejumlah biaya sebagai berikut:
Departemen | BOP Sebelum Alokasi | Jasa | |||
Listrik | % | Umum | % | ||
Assembling | Rp 80.000.000 | 5000 | 56% | 8900 | 61% |
Blister | Rp 45.260.000 | 4000 | 44% | 5680 | 39% |
Listrik | Rp 4.448.000 | ||||
Umum | Rp 1.568.000 |
Baca Juga: Cara Menghitung Return on Equity dan Jawabannya
Tujuan Alokasi Biaya Departemen Jasa ke Departemen Produksi
Tujuan alokasi biaya departemen jasa ke departemen produksi adalah memaksimalkan proses penyusutan dan pengeluaran kas untuk mendapatkan bahan baku. Biaya produk merupakan biaya utama yang dikeluarkan perusahaan untuk menciptakan barang sesuai standar perusahaan dan permintaan pelanggan.
Contoh soal alokasi biaya departemen pendukung ke departemen produksi metode langsung tentu memerlukan informasi perihal kekayaan perusahaan selama satu periode. Penggunaan biaya departemen jasa dapat menjadi pedoman untuk mengefektifkan kegiatan produksi selama satu periodenya.
Tujuan departementalisasi biaya overhead pabrik adalah mengalokasikan pengeluaran perusahaan atas penggunaan bahan penolong dan tenaga kerja tidak langsung ke departemen produksi. Adapun prosedur alokasi biaya departemen jasa ke departemen produksi menggunakan metode langsung adalah
Departemen | Assembling | Blister | Listrik | Umum | Total Biaya |
Sebelum alokasi | Rp 80.000.000 | Rp 45.260.000 | Rp 4.448.000 | Rp 1.568.000 | Rp 131.276.000 |
Proses Alokasi | |||||
- Departemen Listrik | Rp 2.471.111 | Rp 1.976.889 | -Rp 4.448.000 | ||
- Departemen Umum | Rp 957.147 | Rp 610.853 | -Rp 1.568.000 | ||
Setelah alokasi | Rp 83.428.258 | Rp 47.847.742 | Rp - | Rp - | Rp 131.276.000 |
Baca Juga: Cara Menghitung Biaya Bahan Baku per Unit
Demikian contoh soal alokasi biaya departemen pendukung ke departemen produksi dalam sistem pembebanan biaya berdasarkan proses dan pesanan. Perusahaan dapat menggunakan process costing dan job order costing ketika menentukan harga pokok produksi selama satu periode akuntansi yang berjalan.
Posting Komentar untuk "Contoh Soal Alokasi Biaya Departemen Pendukung ke Departemen Produksi"